Rabu, 11 Januari 2012

REUMATIK

 Konsep Reumatik
a.         Pengertian reumatik
         Artritis reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi non bakterial yang bersifat sistemik, progesif dan cedrung kronik yang tidak diketahui penyebabnya, dikarakteristikan oleh kerusakan dan proliferasi membran sinovial, yang menyebabkan kerusakan pada tulang sendi, ankilosis, dan deformitas. (Doenges, E Marilynn, 2000)
         Artritis reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifesstasi utama poliartritis progesif dan melibatkan seluruh organ tubuh. Terlibatnya sendi pada pasie-pasien artritis reumatoid terjadi setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progesivitasnya. (Kapita Selekta Kedokteran,2001)

b.        Etiologi Reumatik
         Penyebab utama penyakit eumatik ini masih belum diketahui secara pasti. Biasanya merupakan kombinasi dari faktor genetik, lingkungan, hormonal dan faktor sistem reproduksi. Namun fakto pencetus terbesar adalah aktor infeksi seperti bakteri, mikoplasma, dan virus (lemone & burke, 2001)
         Ada beberapa teori yang dikemukakan sbagai penyebab artritis reumatoid, yaitu:
1.  Infeksi streptokus hemolitikus dan streptococcus non hemolitikus.   
2.  Endokrin
3.  Auoimmun
4.  Metabolik
5.  Faktor genetik serta pemicu lingkungan



c.         Patofisiologi Reumatik
Pada artritis reumatoid, reaksi auto imun (yang sudah dijelaskan sebelumnya) terutama terjadi dalam jaringan sinofial. Proses fagositosis enghasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim-enzim tersebut kan memecah kolagen sehingga terjadi edema, prolifirasi membran sinovial dan akhirnya pembentukan pannus. Pannus akan menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang. Akibatnya adalah menghilangnya permukaan sendi yang akan menganggu gerak sendi. Otot akan turut terkena karna serabut otot akan mengalami peruahan digeneratif dengan menghilangnya elastisits otot dan kekuatan kontraksi otot.

1.      Manifestasi Klinis
            Ada beberapa gambaran/manifestasi klinis yang ditemukan pada penderita reumatik. Gambaran klinis ini tidak harus muncul sekaligus pada saat yang bersamaan oleh karena penyakit ini memiliki gambaran klinis yang sangat bervariasi yaitu;
1.    Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, kurang nafsu makan, berat badan menurun dan demam.
2.    Poliatritis simetris (peradangan sendi pada sisi kiri dan kanan) terutama pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi ditangan, namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi antara jari-jari tangan dan kaki. Hampir semua sendi diartrodial (sendi yang dapat digerakan dengan bebas) dapat terserang.
3.    Kekakuan dipagi hari selama lebih dari satu jam, dapat bersifat umum tetapi terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi pada osteoartritis (peradangan tulang dan sendi), yang biasanya berlangsung selama beberapa menit dan kurang dari satu jam.
4.    Artritis erosif merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik, peradangan sendi yang kronik mengakibatkan pengikisan ditepi tulang.
5.    Deformitas (kerusakan dari struktur penunjang sendi degan perjalanan penyakit). Pergeseran sendi pada tulang telapk tangan dan jari, deformitas outonnniere dan leher angsa adalah beberapa deformitas tangan yang sering dijumpai pada penderita. Pada kaki terdapat tonjolan kaput matatarsal yang timbul skunder dari subluksasi metatarsal. Sendi-sendi yang besar juga dapat terserang dan mengalami pengurangan kemampuan bergerak terutama dalam melakukan gerakan ekstensi.
6.    Nodula-nodula reumatoid adalah masa subkutan yang ditemukan pada skitar sepertiga orang dewasa penderita reumatik. Lokasi yang sering dari deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku) atau dosepanjang permukaan ekstensor dari lengan, walaupun demikian tonjolan ini dapat juga timbul pada tempat-tempat lainya.
7.    Manifestasi ekstra-artikular (diluar sendi), reumatik juga dapat menyerang organ-organ lain diluar sendi. Seperti mata, kerato konjungtufitis, sistem kardiovaskuler dapat menyerupai perikarditis konstriktif yang berat, lesi inflamitif yang menyerupai nodul reumatoid dapat di jumpai pada mycordium dan katup jantung, lesi ini dapat menyebabkan disfungsi katup, fenomena embolisasi, ganguan konduksi dan kardiomiopati.
(Arif Mansjoer, 2001).

2.      Pemeriksaan Diagnostik
1.    Laju Endap darah (LED) : umumnya meningkat pesat (80-100 mm/h) mungkin kembali normal sewaktu gejala-gejala meningkat.
2.     Sel darah putih (DDP) : meningkat pada waktu timbul proses inflamasi.
3.    Haemoglobin : umunya menunjukan anemia sedang.
4.    Ig (IgM dan IgG) : peningkatan besar menunjukan proses autoimun sebagai penyebab artritis reumtoid.
5.    Scan radionuklida : identifikasi peradangan sinovium

3.      Komplikasi
1.    Nodulus reumatoid ekstrasinovial dapat berbentuk pada katup jantung atau pada paru-paru, mata, atau limfa. Fungsi pernafasan dan jantung dapat terganggu. Glaukoma dapat terjadi apabila nodulus yang menyumbat aliran keluar cairan ocular terbentuk pada mata.
2.    Vaskulitis (inflamasi sistem vaskuler) dapat menyebabkan thombosis dan infark.
3.    Penurunan kemampuan untuk melakukan aktifitas hidup sehari-hari, depresi dan stress keluarga dpat menyertai eksaserbasi penyakit.   
            Kelainan sistem pecernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptik yang merupakan komplikasi utama pengunaan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit (disease modifying antirhematoid drugs, DMDARD) yang menjadi faktor penyebab morbilitas dan mortalitas utama pada artritis reumatoid.
            Komplikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas, sehingga sukar dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umunya berhubungan dengan milopati akibat ketidakstabilan vertebrata servikal dan neuropati iskemik akibat vaskulitis.
           
4.      Penatalaksanaan
            Oleh karena kausa pasti arthritis reumatoid tidak diketahui maka tidak ada pengobatan kausasif yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Hal ini harus bener-bener dijelaskan pada penderita sehingga tahu bahwa pengobatan yang diberikan bertujuan mengulangi keluhan atau gejala memperlambat progretifitas penyakit.
            Tujuan utama dari program penatalaksanaan / perawatan adalah sebagai berikut:
1.       Untuk menghilangkan nyeri dan peradangan
2.       Untuk mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal dari
Penderita
3.       Untuk mencegah atau memperbaiki deformitas yang terjadi pada sendi
4.       Mempertahankan kemandirian sehingga tidak bergantung pada orang lain.
            Langkah-lngkah penatalaksanan / perawatan artritis reumatoid untuk mencapai tujuan-tujuan di atas:
1.       Pendidikan
Memberikan informasi yang cukup tentang penyakit kapada penderita, keluarga dan siapa saja yang berhubungan dengan penderita, informasi yang diberikan berupa mengenai pengobatan dan perjalanan penyakit kedepan serta meminta peran aktif dan bekerja sama dengan perawat.
2.       Istirahat
Merupakan hal yang penting karena reumatik biasanya disertai lelah yang hebat.
3.       Latihan Fisik dan Termoterapi
Latihan spesifik dapat bermanfaat dalam mempertahakan fungsi sendi. Latihan ini mencakup gerakan aktif dan pasif pada semua sendi yang sakit, edikitnya dua kali sehari. Obat untuk mnghilangkan nyeri perlu diberikan sebelum memulai latihan. Kompres hangat pada sendi yang sakit dan bengkak mungin dapat mengurangi nyeri, mandi dengan parafin dengan suhu yang bisa diatur serta mandi dengan suhu panas dan dingin dapat dilakukan dirumah. Latihan fisik dan termoterapi ini paling baik dipandu sama pekerja kesehatan yang sudah mendapatkan latihan khusus, seperti ahli terapi khusus karena latihan yang berlebihan dapat merusak struktur penunjang sendi yang memang sudah lemah oleh adanya penyakit.
4.       Diet / gizi
Penderia reumatik tidak memerlukan diet khusus, ada sejumlah cara pemberian diet dengan bebmacam tetapi kesemuanya belum terbukti kebenaranya. Prinsip umum memperoleh diet seimbang adalah penting.
5.       Obat-obatan
Pemberian obat adalah bagian yang penting dari seluruh program penaktalaksanaan penyakit reumtik. Obat-obatan yang dipakai untuk mengurangi nyeri, meredakan peradangan dan untuk mencoba mengubah perjalanan penyakit.
( Doungus,E marilyann, 2000)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar